Buku Siswa KELAS 5 Tema 9 Benda-Benda Disekitar Kita
PerangkatKurikulum2013 Pasar
tradisional pada umumnya adalah tempat jual beli di atas tanah. Kita akan
menemui macam-macam warung di dalam pasar. Namun, keadaan tersebut berbeda
dengan kondisi Pasar Muara Kuin. Pasar Muara Kuin berbeda dan unik karena
kegiatan jual beli berada di atas sungai. Kegiatan jual beli menggunakan
perahu-perahu kecil sebagai lapaknya. Pasar Muara Kuin disebut juga Pasar
Apung. Pasar Apung merupakan pasar tradisional unik yang terdapat di
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin memiliki kondisi alam yang
dilewati banyak sungai. Tak heran jika kota ini dikenal dengan sebutan negeri
seribu sungai. Karena kondisi alam tersebut, masyarakat di daerah tersebut
menggunakan prasarana Tema 9: Kegiatan Literasi 189 transportasi sungai. Mata
pencaharian masyarakat tersebut dipengaruhi oleh warisan budaya suku bangsa
Banjar, yaitu berdagang. Mereka memanfaatkan kondisi alam berupa sungai untuk
berdagang. Mereka membuka lapak di atas perahu di sepanjang sungai dan menjual
barang dagangan berupa hasil bumi. Pasar Apung merupakan pasar yang tumbuh
secara alami karena posisinya yang berada di pertemuan beberapa anak sungai.
Pasar ini sudah ada sejak 400 tahun yang lalu. Sampai sekarang Pasar Apung
masih menjadi ikon objek wisata di Kota Banjarmasin. Mungkin hanya satu-satunya
pasar tradisional terapung yang ada di Indonesia. Danu pertama kali berkunjung
di Kota Banjarmasin. Danu ikut ayah dan ibunya berkunjung di Kota Banjarmasin
karena saudara ibu Danu memiliki hajatan. Di Kota Banjarmasin Danu bertemu
saudara-saudaranya. Saat berkumpul dengan saudara-saudaranya, Danu
mengungkapkan keinginannya melihat Pasar Apung. “Baiklah, Danu. Besok Paman
antar kamu berkeliling pasar apung dengan perahu,” kata Paman Rizki. “Asyik…,
aku mau keliling sungai naik perahu, Paman! Ayo, ayah dan ibu ikut serta ya?”
kata Danu sambil tersenyum gembira. Ayah dan ibu tertawa melihat ekspresi Danu.
“Ayolah, Kak. Sekalian ikut! Besok kan hari Minggu, sekarang setiap hari Minggu
pagi dari pukul 07.00-10.00 WITA, ada kegiatan program Giat Pasar Terapung.
Kegiatan itu diadakan di Siring Sungai Martapura di Jalan P. Tandean,” kata
Paman Rizki. Ayah dan ibu Danu hanya tersenyum mendengar bujuk rayu Paman
Rizki. Kemudian, Paman Rizki menjelaskan kepada Danu bahwa masyarakat di Kota
Banjarmasin melakukan kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alam
berupa sungai. Hari Minggu pagi, Danu dan keluarganya pergi untuk menikmati
keindahan Pasar Apung yang melegenda. Danu sangat senang saat menaiki perahu
kecil. Danu kagum dengan transaksi jual beli yang terjadi di atas perahu. “Wah,
mereka sangat keren,” ungkap Danu. “Beginilah, Nak. Cara hidup masyarakat di
sini. Mereka memanfaatkan sungai sebagai jalur transportasi dan tempat
berdagang. Kegiatan ekonomi ini sudah berlangsung ratusan tahun yang lalu,”
kata Paman Rizki. “Pantas saja pasar ini termasuk jenis pasar terunik.” “Iya,
Danu. Mungkin hanya di sini kamu dapat melihat pasar seperti ini,” ujar Paman
Rizki. “Benar-benar mengasyikkan, Paman,” kata Danu. “Wah, pisang-pisang yang
dijajakan sangat menarik, Danu. Aku jadi ingin membeli pisang dan kelapa itu,”
ungkap ibu Danu. 190 Buku Siswa SD/MI Kelas V “Ayo, kita dekati penjual itu,”
ajak Paman Rizki. Ibu Danu menanyakan harga pisang dan kelapa kepada penjual.
Kemudian, ibu menawar harga yang diberikan penjual. Kelebihan berbelanja di
pasar adalah harga bisa ditawar. Ibu Danu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.
Akhirnya, ibu Danu dan penjual mencapai harga kesepakatan. Ibu Danu memberikan
uang kepada pedagang dan ibu Danu menerima pisang serta kelapa. “Ayo, kita
berkeliling lagi, Paman,” ajak Danu. “Wah, Danu senang ya? Lihatlah Danu. Di
Pasar Apung ini, para pedagang menjajakan dagangannya dengan perahu kayu.
Perahu kayu itu dikenal dengan jukung,” jelas ayahnya. “Iya, ayah.” Kemudian,
Danu dan keluarga mengelilingi Pasar Apung. Di Pasar Apung Danu melihat
beberapa penjual makanan khas Banjarmasin, seperti soto banjar dan nasi sop
banjar. Ada juga beberapa pedagang yang menjual pakaian, kue, dan ikan. Setelah
puas berkeliling, Danu dan keluarga kembali ke dermaga penyewaan perahu. Saat
pulang, Danu memperhatikan pemandangan sekelilingnya. Di sepanjang sungai Danu
menyaksikan pemandangan rumahrumah masyarakat Sungai Barito. Semua rumah
masyarakat terbuat dari kayu. “Ayah, apakah mereka tidak takut tinggal di
aliran sungai?” Tanya Danu kepada ayahnya. “Sudah sejak dari lahir mereka
tinggal di sini Danu. Mereka sudah terbiasa hidup berdampingan dengan alam,”
kata ayah. “Apakah rumah-rumah kayu itu tahan dari air sungai, Yah?” Tiba-tiba
Paman Rizki menjawab pertanyaan Danu, “Rumah-rumah di sini tidak mudah rusak
walaupun bahan bangunannya terbuat dari kayu, Danu. Kayu yang digunakan untuk
membangun rumah masyarakat di sini adalah kayu ulin. Kayu ulin terkenal kuat
dan semakin kuat apabila terkena air,” jelas Paman Rizki. “Berarti kayu ulin
banyak terdapat di sini ya, Paman?” “Iya, Danu. Masyarakat di sini memanfaatkan
hasil hutan berupa kayu ulin untuk membangun rumah,” jawab Paman Rizki. Ayah
dan ibu Danu mengajak Danu dan Paman Rizki makan soto banjar. Kemudian, mereka
menuju warung yang menjual soto khas banjar. Mereka memesan soto banjar dan
beberapa minuman. “Ayah minum air mineral dan Paman memesan es teh?” Tanya
Danu. “Iya,” jawaban Ayah. Paman Rizki mengangguk sambil tersenyum. “Kenapa
Danu?” Tanya Paman. “Itu berarti ayah mengonsumsi zat tunggal karena meminum
air putih. Tema 9: Kegiatan Literasi 191 Sedangkan Paman Rizki mengonsumsi zat
campuran karena meminum es teh. Es teh terdiri atas air, teh, dan gula,” jelas
Danu. Hampir bersamaan ibu, ayah, dan Paman Rizki tertawa mendengar penjelasan
Danu. “Sudahlah Danu, mari kita makan dahulu. Jangan lupa berdoa terlebih
dahulu, ya?” pesan ibu. “Silakan menikmati,” ujar Paman Rizki. “Iya, Bu. Ini
pengalaman pertama Danu makan di atas perahu.” Mereka menikmati soto banjar.
Setelah makan, mereka berfoto bersama dengan latar pasar apung. Setelah puas,
mereka kembali ke dermaga. Beberapa menit kemudian, Danu dan keluarga sudah
sampai di dermaga. Paman membayar sewa jukung. Kemudian, mereka naik ke
daratan. Menurut penjelasan Paman Rizki, seiring dengan perkembangan zaman,
Pasar Apung ini menjadi tempat tujuan wisata andalan di Kota Banjarmasin. Objek
wisata Pasar Apung ini cukup diminati wisatawan karena letaknya mudah
dijangkau. Lokasinya yang berada di dekat Kota Banjarmasin menyebabkan banyak
orang menyempatkan diri menikmati keunikan Pasar Apung tersebut. Danu
mendengarkan penjelasan Paman Rizki. Danu menjadi paham bahwa kondisi alam di
daerah ini memengaruhi kegiatan ekonomi penduduk. Sebagian besar masyarakat
memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Mereka memanfaatkan sumber daya alam, berupa sungai untuk sarana transportasi
dan tempat berdagang.
Untuk mendapatkan file Buku Siswa KELAS 5 Tema 9 Benda-Benda Disekitar Kita
Posting Komentar untuk "Buku Siswa KELAS 5 Tema 9 Benda-Benda Disekitar Kita"