Buku Siswa KELAS 5 Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita
PerangkatKurikulum2013 Semut dan
Beruang
Pada suatu hari, Beri
si Beruang melihat ke dalam mata air. Beri mengeluh,
“Sepertinya air di
mata air ini semakin sedikit saja. Pasti bangsa semut terlalu
banyak mengambil air!”
Beri lalu menundukkan kepala, melihat ke tanah
dengan teliti. Ah, ia
melihat seekor semut hitam berjalan membawa guci
mungil di pundak.
“Berhenti, semut!”
teriaknya. “Aku tak akan membiarkanmu mengambil air
di sumber airku lagi.
Kamu sudah terlalu banyak mengambil air. Berhenti atau
kucakar kau!” ancam
Beri Beruang.
Semut hitam kecil itu
tidak memperhatikan teriakan Beri. Ia merangkak ke
bawah beberapa helai
daun kering. Ia terus berjalan menuju sumber mata air.
Beri mencakar dan
mengendus daun-daun sambil berteriak, “Tak ada gunanya
sembunyi! Aku bisa
menemukanmu!”
Semut hitam berteriak
dari arah belakang Beri, “Kenapa kamu pelit sekali?
Bayi-bayi semut di
lembah semut sangat kehausan. Air di mata air ini kan
masih banyak sekali.
Bahkan masih cukup untuk seribu rusa.”
“Dengar kataku!”
geram Beri sambil membalik tubuhnya. “Aku tak akan
memberikanmu air
lagi. Semua semut dilarang mengambil air di sini lagi!”
Semut Hitam terdiam
sebentar. Lalu katanya, “Apa boleh buat, kalau kau
sudah memutuskan
begitu! Tapi aku tetap akan mengambil air untuk bayi-bayi
semut di lembah!”
Beri beruang sangat
marah. Namun, Semut Hitam sudah menghilang lagi
ke bawah daun-daun
kering. Beri mencarinya, tetapi ia tidak melihat apa-apa
di rumput. Akhirnya
ia kembali dengan jengkel ke sarangnya di dekat pohon
oak.
Semut-semut yang haus
menunggu di lembah semut. Setelah menunggu
cukup lama, akhirnya
mereka berbaris menuju mata air. Salah satu semut
melihat guci air
milik Semut Hitam yang tergeletak di jalan.
“Pasti Semut Hitam
mendapat masalah. Lihatlah! Ini gucinya, tapi dia tidak
tampak!” Mereka
memungut guci itu dan terus berjalan.
12 Buku Siswa SD/MI
Kelas V
Saat itu seekor
kelinci mengintip dari balik semak. Kelinci itu mengangkat
telinganya dan
berbisik, “Jangan pergi ke mata air itu. Pulanglah, kalian dalam
bahaya. Beri sedang
marah. Ia bilang, air di mata airnya berkurang. Ia akan
mencakar semut-semut
yang berani mengambil air dari mata airnya!”
Akan tetapi
semut-semut itu tidak takut. “Mana beruang itu sekarang?”
tanya mereka.
“Ia sedang di
rumahnya beristirahat,” jawab Kelinci.
Semut-semut itu
berbaris seperti tali sepatu di rumput. Mereka melihat
seekor tupai duduk di
pohon dan bertanya, “Apa kami sedang berjalan tepat ke
arah sarang beruang?”
“Ya, ya, ini memang
jalan ke arah sarangnya,” jawab Tupai. “Tapi sebaiknya
kalian balik ke
rumah. Beri beruang dari tadi berteriak terus. Katanya, kalau
kalian mengambil air
dari mata airnya, ia akan mencakar kalian.”
Akan tetapi
semut-semut itu tak mau kembali. Mereka terus berbaris
seperti tali sepatu
di tanah. Hari hampir malam ketika mereka tiba di depan
pohon oak tua. Mereka
melihat sekeliling, dan menemukan sebuah retakan di
tanah. Mereka masuk
ke dalamnya, dan mulai menggali sebuah lubang.
“Apa yang kalian
lakukan? Kenapa kalian menggali?” tanya Tikus Tanah
yang merasa terganggu
dari tidurnya. “Kami ingin menangkap Beri beruang.
Kami sedang membuat
jebakan untuknya,” kata para semut.
“Bahaya sekali!” seru
Tikus Tanah.
“Dia pasti sudah
menangkap Semut Hitam saudara kami. Ia juga berniat
mencakar kami, hanya
karena kami mengambil air dari mata air!” kata semutsemut.
“Aku akan menolong
kalian menggali di bawah sarangnya. Aku pernah
hampir tertangkap dia
dahulu.”
Seharian itu, para
semut dan Tikus Tanah menggali lubang di bawah sarang
Beri. Mereka terus
menggali selama sepuluh hari. Beri beruang sama sekali
tidak curiga.
Suatu malam di hari
kesepuluh, Beri beruang kembali ke sarangnya dengan
hati gembira. Ia
berhenti di depan rumahnya di pohon oak dan berkata pada
dirinya,
“Aku sudah makan dan
minum sampai kenyang. Satu-satunya yang bikin
aku jengkel adalah
semut-semut itu. Mereka masih berani mengambil air
dari mata airku!
Besok akan aku hancurkan lembah semut itu! Akan kucakar
mereka dengan cakarku
seperti ini…”
Beri beruang mulai
mencakar ke segala arah. Ia menghentakkan kakinya
ke lantai sarangnya
dan… BRRUUKK…
Subtema 1: Manusia
dan Lingkungan 13
Lantai sarangnya
jebol. Beri beruang jatuh ke lubang di bawah sarangnya.
Lubang itulah yang
telah digali para semut dan Tikus Tanah. Beri Beruang harus
terus tinggal di
lubang itu, kecuali ada penjaga hutan yang menemukannya.
Semut-semut itu
akhirnya hidup damai di lembah semut. Saat itu Semut
Hitam saudara mereka
juga sudah kembali ke rumah. Ternyata ia hanya
terpeleset di jalan.
Jadi tidak ada yang merusak kebahagiaan mereka sekarang.
Para semut dengan
bebas pergi mencari makan dan minum di hutan.
Untuk mendapatkan file Buku Siswa KELAS 5 Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita
Posting Komentar untuk "Buku Siswa KELAS 5 Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita "